
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka Pentas Penggiat Seni yang difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Kulon Progo melalui Dana Keistimewaan DIY Tahun 2025. Acara berlangsung pada hari Sabtu Wage, 26 Juli 2025, bertempat di Pedukuhan Separang, Kalurahan Budaya Pagerharjo, Kapanewon Samigaluh.
Pada tahun 2025, Kalurahan Pagerharjo mendapatkan fasilitasi untuk 11 kelompok kesenian.
Dalam sambutannya, Lurah Pagerharjo, Bapak Widayat, menyampaikan bahwa tujuan fasilitasi ini adalah untuk mendorong berkembangnya kelompok-kelompok kesenian dalam melestarikan nilai-nilai budaya dan tradisi, tanpa meninggalkan ciri khas masing-masing kelompok. "Diharapkan agar ruh kesenian ini tetap terjaga, sehingga menjadi aset seni budaya yang berharga di lingkungan Kalurahan Budaya Pagerharjo," ungkapnya.
Kelompok seni Lengger Tapeng ini telah eksis sejak puluhan tahun lalu, diperkirakan masuk ke wilayah Pagerharjo sekitar tahun 1950. Anggotanya merupakan warga asli dari Pedukuhan Sarigono dan Separang.
Jenis pertunjukan yang disajikan termasuk dalam kategori klasik. Kelompok ini terus berkembang dan berhasil melakukan regenerasi hingga ke tingkat anak-anak usia Sekolah Dasar.
Kostum yang digunakan sudah mulai disesuaikan dengan perkembangan zaman, namun tetap mempertahankan identitas dan ciri khas dari kesenian Lengger Tapeng.
Alat musik yang digunakan dalam pementasan mempertahankan nuansa seni kerakyatan, dengan iringan gamelan seperti: angklung, kendhang, kempul, dan kenong.
Setiap syair dalam pertunjukan membawa pesan moral, nilai religius, serta menggambarkan kehidupan masyarakat, yang ternyata tetap relevan dan dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Salah satu tradisi unik dalam pertunjukan ini adalah adanya prosesi yang dikenal dengan istilah "nyawanggati". Prosesi ini merupakan bentuk nadzar atau janji yang telah dikabulkan, di mana penonton yang merasa doanya terkabul memberikan sebagian rezekinya kepada kelompok kesenian. Pemberian tersebut disertai pembacaan mantra “Sekar Gadhung” oleh penari atau pawang seni.
Tradisi "nyawanggati" ini merupakan warisan turun-temurun sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas doa dan harapan yang telah terkabulkan.
Pentas Lengger Tapeng Parangsari bukan hanya menjadi ruang ekspresi seni, tetapi juga menjadi simbol keteguhan masyarakat dalam menjaga warisan budaya. Melalui dukungan fasilitasi dari Dinas Kebudayaan, tradisi ini tidak hanya tetap hidup, tetapi juga terus berkembang secara lestari. Kehadiran generasi muda dalam kelompok ini menjadi harapan baru agar semangat budaya tetap menyala di Kalurahan Budaya Pagerharjo hingga masa depan.
Penulis: Joko Susetyo
Editor: Setiyoko, S. Pd