
Pagerharjo, 26 Januari 2024 – Puncak peringatan Hari Jadi ke-78 dan Bersih Desa Pagerharjo berlangsung meriah dan penuh makna. Rangkaian acara yang digelar secara swadaya oleh Pemerintah Kalurahan dan warga ini menjadi momentum mempererat persatuan dan rasa syukur atas berkah melimpah yang telah diberikan Sang Pencipta.
Acara dimulai dengan kirab tumpeng, yang menjadi identitas peringatan hari jadi sekaligus simbol rasa syukur. Tumpeng yang dikirab melambangkan harapan dan doa warga Pagerharjo agar desa ini terus diberkahi dan sejahtera. Kirab tersebut diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat, menciptakan suasana khidmat dan guyub.
Puncak acara diisi dengan Upacara Adat Tri Puspa Manunggal, sebuah tradisi sakral yang mengenang peristiwa penyatuan tiga kalurahan menjadi Pagerharjo. Penyatuan tersebut disimbolkan dengan mencampurkan air dari tiga sumber mata air eks Kalurahan Plono, Gegerbajing, dan Kalirejo. Prosesi ini berlangsung dengan penuh khidmat, diiringi doa-doa untuk kemakmuran desa.
Setelah upacara adat, seluruh peserta menikmati pesta rakyat dengan makan bersama. Tumpeng yang telah dikirab sebelumnya disantap bersama sebagai simbol persatuan warga Pagerharjo tanpa memandang perbedaan. Sebelum makan, doa dipanjatkan oleh perwakilan pemuka agama dari berbagai keyakinan.
Hadir dalam acara tersebut Paniradya Pati Aris Eko Nugroho, S.Sos., M.Si., dan Penjabat Bupati Kulon Progo, Ir. Sri Nurkyatsiwi, M.M.A. Dalam sambutannya, Aris Eko Nugroho mengapresiasi gotong royong dan kebersamaan warga Pagerharjo yang berhasil menggelar acara luar biasa dengan semangat swadaya. "Pagerharjo sudah memiliki modal besar untuk menjadi desa mandiri. Gotong royong, persatuan, dan kebersamaan yang baik harus terus dipertahankan," pesannya.
Sementara itu, Sri Nurkyatsiwi membuka pasar rakyat sebagai bagian dari rangkaian acara. Ia menegaskan bahwa Pagerharjo memiliki potensi yang lengkap, baik dari sisi sumber daya alam maupun dukungan fasilitas dari pemerintah. "Saatnya membuktikan dan memberikan hasil nyata dari potensi yang dimiliki Pagerharjo," ujar Sri Nurkyatsiwi.
Tak hanya itu, suasana semakin meriah dengan hiburan rakyat. Berbagai kesenian tradisional ditampilkan, seperti Lengger Tapeng Cilik dari SD Pagerharjo, Parade Jatilan Tunggal Budaya dari Padukuhan Suren, Langen Kudha Wirama dari Padukuhan Kemesu, dan Karti Pamarditama dari Padukuhan Gegerbajing.
Sebagai penutup, malam harinya diadakan pentas seni Angguk Sekar Laras, yang semakin memeriahkan rangkaian peringatan hari jadi.
Peringatan Hari Jadi Pagerharjo ke-78 ini tidak hanya menjadi wujud rasa syukur, tetapi juga mempererat kebersamaan warga dalam semangat gotong royong. Semoga Pagerharjo terus maju menjadi desa mandiri yang penuh berkah.
Penulis: Setiyoko, S. Pd
Editor: Mas Carik
Foto: Akusara Menoreh