You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan PAGERHARJO
Kalurahan PAGERHARJO

Kap. SAMIGALUH, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

Ini contoh teks berjalan. Isi dengan tulisan yang menampilkan suatu ciri atau kegiatan penting di desa anda.

“Enting-Enting Jahe”, dari Pelatihan Menjadi Penghasilan

HERI YULIATI 07 Juli 2023 Dibaca 1.034 Kali
“Enting-Enting Jahe”, dari Pelatihan Menjadi Penghasilan

Selasa, 4 Juli 2023, terlihat ibu-ibu KWT Tunas Rejeki memenuhi dapur rumah produksi enting-enting jahe di daerah Ngentak, Kelurahan Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo. Untuk sementara, rumah produksi enting-enting jahe berada di rumah Ibu Nunik, salah satu anggota perkumpulan KWT tersebut. Sekitar pukul 08.00 pagi, ibu-ibu langsung memulai aksi mereka sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dua sampai tiga orang membuat karamel dari campuran gula dan wijen, ditambah seorang lain sibuk memanasi wajan berisi serundeng yang merupakan campuran parutan kelapa, parutan jahe emprit, dan juga garam. Sebagian lainnya terlihat bersiap mengelilingi meja untuk menunggu adonan matang yang kemudian akan dibentuk menjadi enting-enting. Kegesitan sangat diperlukan dalam proses pembentukan enting-enting sebab adonan mudah dingin dan mengeras. Jika telah dingin dan mengeras, maka adonan menjadi sulit untuk dibentuk dan akan pecah apabila dipaksa. Adapun proses pembuatan kira-kira membutuhkan waktu sekitar tiga sampai empat jam.

 Enting-enting jahe adalah produk olahan yang lahir dari sebuah pelatihan yang sempat diikuti oleh ibu-ibu KWT. Sekitar bulan Januari 2022 lalu, KWT Tunas Rejeki mengikuti pelatihan yang diadakan oleh desa. Kemudian di bulan November 2022, mereka mulai memproduksi secara mandiri. Perlahan tapi pasti, usaha enting-enting jahe pun berjalan hingga artikel ini dibuat (per Juli 2023).

Jahe emprit dipilih sebagai bahan baku utama sebab mayoritas warga di sini memiliki budidaya tanaman jahe. Meskipun masa panen jahe terbilang cukup lama, yakni sekitar delapan bulan, tetapi jahe tergolong tanaman yang mudah untuk dirawat dan dapat dipanen dalam jumlah yang banyak sekaligus. Terkait lahan yang digunakan, terdapat tiga lahan yang dikelola secara kolektif di sekitar rumah produksi. Adapun pada setiap minggunya, KWT Tunas Rejeki memiliki dua agenda rutin. Pertama, produksi enting-enting jahe dalam rangka persiapan stok penjualan yang dilakukan setiap hari selasa. Entah ada pesanan maupun tidak, mereka tetap memproduksi enting-enting jahe. “Setiap hari selasa, pasti bikin dan pasti habis,” jelas Ibu Nunik. Lalu yang kedua, perawatan tanaman jahe sekaligus memanen tanaman panen yang sudah siap tuai, yang dilakukan di setiap hari sabtu.

Produk enting-enting jahe yang dibanderol hanya dengan harga Rp10.000,- per kemasan 200 gram ini mulanya hanya dipasarkan melalui mulut ke mulut. Sesuai dengan perkembangan zaman, KWT Tunas Rejeki mencoba mempromosikan produknya secara online melalui e-commerce untuk memperluas pasar. Sejauh ini, mereka berhasil mendapatkan pesanan dari Jakarta. Adapun tantangan dan kendala yang muncul dalam usaha ini adalah terkait SPP-IRT yang belum turun, pemasaran online yang belum optimal, serta produk yang tergolong tidak tahan lama. Selain itu, jika terdapat pesanan dalam jumlah banyak dan mendadak, maka mereka terkendala dengan pembuatan serundeng yang tergolong lama.

Di balik kendala-kendala yang muncul tersebut, nyatanya tidak memadamkan semangat perkumpulan KWT ini untuk terus memproduksi enting-enting jahe. “Ya lumayanlah buat kegiatan ibu-ibu di sini, ada nilai jualnya,” ujar Ibu Nunik. “Setiap bulan kan ada itung-itungannya, ya lumayanlah... Ini kan sudah tidak mengganggu keuangan di KWT-nya, karena sudah punya keuangan sendiri enting-entingnya,” lanjut Ibu Nunik.

KWT Tunas Rejeki juga berencana untuk menciptakan inovasi baru terhadap produk ini. “Paling (inovasi) rasanya; atau ini kan wijen, coba besok kita bikin kacang,” jawab Ibu Nunik ketika ditanya terkait inovasi apa yang sekiranya dapat dibuat. Ke depannya, Ibu Nunik sebagai perwakilan KWT Tunas Rejeki menyampaikan harapannya agar usaha enting-enting jahe semakin maju dan dikenal banyak orang sehingga pesanan pun terus meningkat. Enting-enting jahe dapat menjadi salah satu oleh-oleh panganan khas Kulon Progo yang boleh ditunggu kehadirannya di meja seluruh penjuru Indonesia dan dapat memanjakan lidah para pembelinya!

Kulon Progo, 7 Juli 2023

Penulis: Hadya Sophia Salma

Editor: Elvina Yuliasari

 

 

 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image